13-06-2019 News
Blockchain Diprediksi Jadi Teknologi Masa Depan

Merdeka.com - Blockchain belakangan ini kerap menjadi perbincangan banyak orang. Blockchain ini merupakan teknologi yang tengah berkembang saat ini. Keunggulan dari teknologi ini adalah efisiensi khususnya dalam bertransaksi.

Sederhananya, melalui blockchain tak perlu memakan waktu bila melakukan transaksi. Sebab, dalam bertransaksi biasanya ada pihak ketiga yang menjembatani proses tersebut. Misalnya bank ataupun Paypal. Terlebih, blockchain ini merupakan teknologi di balik Bitcoin.

"Selama ini transaksi yang dilakukan oleh dua belah pihak memerlukan perantara dari pihak ketiga yang bertindak sebagai trusted party, seperti bank. Dengan adanya teknologi Blockchain, transaksi dapat langsung dilakukan antar kedua belah pihak tanpa perantara yang bisa menjadi single point of failure. Itu hanya satu pengaplikasian blockchain di industri keuangan dan ke depannya akan lebih luas ke berbagai industri seperti kesehatan, supply chain management, migas, pemerintahan, dan masih banyak lagi," kata Rachmat Gunawan, Direktur CTI Group saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (20/2).

Dijelaskannya, teknologi ini pertama kali ditemukan pada tahun 2008. Kala itu, terjadi krisis besar yang mengakibatkan kegoncangan di industri perbankan. Ketika itu terjadi, maka transaksi keuangan tak bisa dilakukan. Alhasil, tercetuslah teknologi yang memungkinkan tak ada lagi perantara dalam bertransaksi.

Riset Accenture mencatat teknologi blockchain dapat menekan biaya infrastruktur sebesar 30 persen pada delapan dari 10 bank investasi terbesar di dunia, atau sekitar USD8 miliar hingga USD12 miliar dari biaya tahunan di bank tersebut .

Sementara itu menurut Transparency Market Research, nilai pasar dari blockchain diprediksi meningkat menjadi USD20 milyar di tahun 2024 dari USD316 juta di 2015 dengan laju pertumbuhan majemuk tahunan sebesar 58,7 persen.

"Kemampuan blockchain dalam mengeliminasi pihak ketiga sehingga menciptakan proses transaksi yang cepat, mudah dan murah menjadi alasan naiknya permintaan pasar terhadap teknologi ini selain faktor keamanan dalam bertransaksi online," katanya.

Rachmat menyadari bahwa teknologi ini merupakan teknologi yang baru dan mesti dikembangkan. Sebab, untuk mengimplementasikannya cukup sulit, karena blockchain tak sekadar berbicara teknologi tetapi merubah bisnis model.

"Pasti gak gampang. Dari sisi teknologi dan tentunya terjadi perubahan ekosistem," ungkapnya.

Namun ia meyakini dalam waktu 5 tahun mendatang, blockchain akan banyak digunakan di seluruh sektor industri. Terlepas itu, Digital Artha Media Corporation (DAM Corp) menyebutkan kemampuannya untuk mengembangkan solusi white label blockchain bagi korporasi di berbagai sektor keuangan.

DAM Corp ini merupakan perusahaan startup fintech-enabler . Saat ini, DAM Corp. telah memiliki berbagai solusi keuangan, seperti mandiri e-cash, LINE Pay e-cash, Wagon dan IndiePay.

Di era digital ini, kami melihat adanya kebutuhan yang besar akan pengolahan data yang terdesentralisasi guna meningkatkan efisiensi dan transparansi data. Untuk merespon kebutuhan tersebut, kami telah mengadopsi solusi blockchain untuk membantu perusahaan di sektor perbankan dengan membangun infrastruktur blockchain dalam sistem white label uang elektronik kami. ujar Fanny Verona, Managing Director DAM Corp dalam keterangan resminya.

Source: Merdeka.com || Reporter: Fauzan Jamaludin

MOST POPULAR
2019-03-04
2019-03-04
2019-03-04
2019-03-04
2019-03-04